Sri Aman News tidak menyangka blog berita ini menjadi tumpuan orang seni dari negara Jiran. Special thanks. Berikut adalah email puisi yang dikirim oleh saudara kita untuk terbitan blog ini dan Utusan Sarawak (coming soon).
Biodata Penulis :
Nama Ma’sum, NIK : 3529101607800001, Sumenep, 16 Juli 1980
Dusun Daja songai RT 002 RW 001 Bilapora Barat Ganding Sumenep Madura Jawa
Timur Indonesia 69462
Karya : antoilogi Perbani 13, Sanggar Andalas (1999), Juara 3 Lomba puisi
tingkat Propinsi Peringatan satu Abad Annuqayah (2000), Puisi Kemerdekaan Radio
Nederlhand(2002), Risalah Dua jari, Sanggar Andalas, PP. Annuqayah guluk-guluk
Sumenep (2002)
Mohon maaf, saya memberitahukan karena ada surat yang dialamatkan kepada saya
tapi tidak sampai. Pribadi saya khawatir. Jadi harap maklum. No. HP
081935139490/081939002553
Kata Pengantar
Bismillah Al-Hamdulillah, telah terkumpul bberapa puisi saya ini walaupun banyak
kekurangan.
Kumpulan puisi saya ini, diberi nama "RISALAH HATI" walaupun masih belum
rampung.
harapan dari saya. mohon saran kritikan dalam rangka pembenahan puisi saya ini.
terima kasih kepada semua pihak yang ikut peduli terjadap pusi saya. jazakumllah
khairal jaza'. amien.
waassalam
ma'sum
PUISI-PUISI MA’SUM
SEPUCUK RENUNGAN, KASIH!
Pohon rindu yang kau tanam
Di dasar hatiku; ia tumbuh dan mengelopak
Mimpi. Kemudian ia bersuara, bernyanyi
Di padang-padang dan sahara
Mengasah desah menjadi senyum
Bersiul
Barangkali ada udara
Yang membelainya, menerbangkan
Sayap-sayap ke cakrawala harapan
Siapa yahu di situ
Adabias rembulan
PohonRindu yang kau tanam
Di dasar hatiku; ia telahtumbuh menjadi hutan
Rindang; tempatmu kelak menyunting bunga sebagai mahkota
18 Juli 2009
AKU HERAN
Aku heran dan teramat heran
Kepada orang yang tak sadar
memanggil orang lain "Gila"
justru ia lebih gila dari orang itu
bahkan sudah melampaui batas
aku heran dan teramat heran
ketika semua orang menuding diluarnya diri bodoh
dan ternyata ia belum mengerti dirinya
bahkan semakin besar kepala
dimana mereka rugi sendiri
19 Juli 2009
ASSALAMU'ALAIKUM PAGI !
Assalamu'alaikum ……
Embun datang
Menyapa do'a
Embun datang
Memberi senyum
Pada jiwa
Embun datang
Berbagi kesejukan pada hati
Dan tak tahunya menawarkan pesona
Dan rindu pada hari
Subhanallah ….
Embun datang
Mengetuk burung- burung pagi mengingatkan dzikir
Pada hati
17 Juli 2009
LEBARAN DALAM KARTU
Tanpa sadar
Kau terlalu berani menulis purnama
Dari seribu bulan bayang-bayang
Itupun juga dalam kartu kecil pikiranmu
Dan tapa sadar juga
Kau menyimpan kebohongan
Antara tawa dan keterlelapan hatimu
Dimana kau semakin jauh dari luapan cahaya
Bulan kemilau
5 Ramadhan 2009
KEMILAU FITRI,DIMANA 1?
Peperangan apa yang kau menangkan hari ini ?, kata suara sumbing
Yang bergemuruh di jiwa, di padang- sawah- hutan- dan di kota-desa
Seperti igauan kita yang hampa
Suara itu membanjiri
Dan kita semakin lupa diri
Dimana kita semakin terlelap dalam gemerlap pesta-pesta
Inilah peperangan
Kita kalah terseret dalam kubangan dosa
Dimana luka semakin membusuk dalam jiwa
Dimana nyeri dan tangis mengobrak ngabrik kemanusiaan diri
Peperangan apa lagi
Kalau tubuh jadi ribuan
Penuh duri dan melemparkan
Ke jurang kenistaan
Semakin asing
5 Ramadhan 2009
KEMILAU FITRI,DIMANA 2?
Keterasingan diri yang memabukkan kita itu
Membuat kita lari dari berbagai peperangan diri
Menjadi pengecut dan pecundang kemanusiaan dan peradaban
6 Ramadhan 2009
SAJAK TELANJANG
Telanjang itu adalah kekosongan jiwa yang tak terasa
Telanjang itu adalah keterasingan diri
Telanjang itu adalah orang yang lupa daratan dan lupa diri
Telanjang itu adalah harga diri yang terjaual di pasar bebas
Telanjang itu adalah orang yang merendahkan diri dan terinjak-injak
Dan Telanjang itulah mebikin orang buta dan gelap
5 Ramadhan 2009
SAJAK KEMILAU BULAN
Bulan yang kita gambar
Terlalu membuai angan-angan
Kata-kata, syair, belum cukup berkisah
Lalu kita mengaum : " bulan ini penuh cahaya "
( sambil melempar kesah; seolah-olah
Ia penuhi gambar itu dengan jejak jejak cahaya mereka
Yang mengarungi kelembutan bulan )
Bulan yang kita bidik
Masih terlalu tumpul dan beku
Karena tanpa mutiara, terlalu memeras otak dan keringat yang tak punya makna
Dimana sumur dan ladang diri masih kekeringan
Katanya : " memang hujan kurang menggenang dan meresap di lubuk hati
Cahaya belum memberikan kemilau "
Bulan yang akan kita gapai
Masih berlepotan debu, jiwa belum dicuci
Dimana fajar menyambut ragu
Pada kesiangan hari
5 Ramadhan 2009
SAJAK TEPI
Engkau berjalan di tepi
Menggengam Bara Kebencian
Engkau Berjalan di tepi
Menggapai baaing-bayang kehampaan
Engkau Berjalan di tepi
Membawa ke tak pedulian diri dan kemanusiaan
Ada orang bertanya : "apakah tei itu ?"
Tepi itu adalah kengerian diri
Tepi itu adalah kebohongan diri
Tepi itu adalah luka diri
Tepi itu adalah kebodohan diri
5 Ramadhan 2009
BERKAH 1
Tak seorangpun
Yang mampu mengikuti jejak
Dari sejarah
Penuh cahaya
Dan orang hanya melukis hampa
Dari dongeng-dongeng
Dimana mereka melangkah jauh
Semakin jauh
Semakin lupa
Bahwa mereka tlah menggantinya
Menjadi arena luka-luka
Penuh angkara dan derita
5 Ramadhan 2009
JAMA'AH 1
Kenapa kau menangis atau mengeluh nak !, kata sang kakek
Aduh terlalu lama kek menunggu orang-orang walaupun belum tentu terbesit purnama
di hati mereka' kata sang anak
Sini dulu nak, rebahkan tubuhmu bersama dzikir ke langit
Nak…! Kau tak usah khawatir karena terlalu kehilangan jam, menit dan detik. Ini
nak, akan dicatat cahaya panjang dan menjadi beribu cahaya dan kemilau, bukan
hanya diri tapi sejagat raya.
Cukup kita berdua saja nak !
Telah memberikan purnama dan menghapus luka-luka dan airmata
Mustajabah pertama nak!
Merangkai melukis mimpi di cakrawala
5 Ramadhan 2009
RISALAH HATI 1
Seberapa jauh jarak mata
Beratus kilo atau beribu kilo ataukah bejuta mil
Dimana tubuh tak mampu
Kuarungi ataukah kau arungi taukah kita bersama
Cukup lewat hati yang bisa bicara dan berjalan
Menembus waktu dan peradaban
5 Ramadhan 2009
REFLEKSI UNTUK PALETINA 2
Hujan airmatamu yang terus mengucur sepanjang sejarah
Adalah senyum nenek moyangku
Mengajariku memahat purnama
Menawarkan kemilau pada semesta
23 Desember 2009
REFLEKSI UNTUK PALESTINA 3
Sesungging senyummu adalah hujan rinduku dan rindu mereka yang
Dimana aku merangkai segala peluh menjadi cahaya
Dan setetes dari keluh kesahmu itulah telah menggugah semesta
mengubah luka jadi pesona
24 Desember 2009
QURBAN
Kau tak usah ragu
Darah pertama itu memberikan kesejukan pada tubuh
Memberikan keteduhan pada hati
Saat orang- orang gelisah bahkan berada dalam kengerian atau kebencian
Darah pertama itu
Yang menghapus duka
Dimana orang-orang masih tak mengerti
Enggan berbagi
23 Desember 2009
KONDOM 1
Tanpa dimengerti
Kau yang telah membuka pintu gerbang
Saat benteng dibangun kokoh
Dimana orang sama resah
Membangun mahligai
Dan semua terperangkap dalam duri
24 Desember 2009
JAMA'AH 2
Maka tunggulah nak !sekalipun keluh dan sepi
Sekalipun resah dan gelisah menampar
( lambat laun gemuruh dijiwa kita akan berubah kemilau dan purnama sepanjang
masa tidak hanya untuk kita tapi diluar diri dan pada luas samudera )
Disnilah kita menemukan kesejukan diri
23 Desember 2009
JAMA'AH 3
Jika kau tak dapat menahan kegundahan dan kebencian hati
lalu membuatmu pergi, berpisah diri
maka disitulah kitak menepis hujan airmata
mengundang badai demi badai
dan do'a menjadi tumpul tak bertuah
24 Desember 2009
JAMA'AH 4
Berdua sajalah jika enggan lebih !
Sajadah telah berkisah tentang berkah
Di jagat bahkan ke dalam sel dan saraf
Ia mampu menulis mahligai mutiara
Dan biasnya mengundang beribu-beribu cahaya
Dan doa -doa menghampiri setiap permukaan
Mengeram jadi benih dan buah sejati
23 Desember 2009
KONDOM 2
Kaukah yang selalu bernyanyi dan menghembuskan
Nafas kematian
24 Desember 2009
ASAP ROKOK
Asap rokok itu yang mengguncang madura
Menjadi lahan kengerian dan tipu menipu
Sehingga citra namanya hampir terpuruk
Kedalam tong sampah
Berpuluh-puluh tahun
Keresahan mengikis peluh dan keringat
Dalam kekeringan
23 Desember 2009
KONDOM 3
Engkaulah yang setiap waktu menyeret nafas-nafas
Merengkuh jiwa-jiwa, meniduri angan-angan
Kedalam jurang kenistaan
Penuh luka
Penuh duri
Lalu berbaur dengan racun dan sampah busuk
24 Desember 2009
CELURIT 1
Siapa yang mengkaratkan tajam nama emas
Monement sejarahnya menjadi keping-keping racun?
Sekian lama tak pernah membaca airmata
Yang mengucur dari kesenyapan
Nenek moyang
Siapa yang lupa atau tidak pernah mengerti
Mengasahnya dari makna dan kemilau yang mengeram di dalamnya ?
Itulah jejak yang yang terkikis arus perubahan yang kian menggelombang
Sehingga tak tahu
Kemana mereka akan melangkah
Di atas mana mereka akan berpijak
23 Desember 2009
CELURIT 2
Bak robot yang dioperasikan computer
Jiwa-jiwa melanglang buana tak tentu arah
Kau yang mengais kehidupan diri
Semakin asing dan tak mengenal harga kemanusian
Terus membuang jejak sejarah
Terus menapak keburaman masa depan
24 Desember 2009
CATATAN RUANGAN ANGAN
Inikah rungan angan tempatmu mengobarkan semangat liar
yang kusediakan ?
tak perlu gelisah mereka yang menata peluh
tak usah menangis dimana dan kemana setiap kedip
yang tahan di dalam dadamu ataukah luka yang menidurimu
nikmatilah sambil coba-coba merajut ribuan angan
di atas kata-kata yang menawarkan janji
BRI Sumenep,25 januari 2010
SAJAK LUKA
Luka kemarin yang tak terhapus
Masihkah akan memanggil luka-luka yang lain
Membenamkan kita ke dalam jurang derita
Atau kegelisahan yang terus menyeret kapak waktu
Mengiris kita meruntuhkan mimpi-mimpi
24 Desember 2009
MENGANTAR MATAHARI PULANG
Apa yang tak terasa dari setiap kucuran keringat dari petak sawah dan ladang itu
? ia mengalirkan beribu kemilau yang tak pernah ada yang mememandang
Bahwa ia memberikan warna dan kesejukan
Apa yang tak terasa dari senyum
di dalam gedung-gedung yang megah itu?
Tak ada udara bebas
Di antara polusi dan gerak yang terperangkap
tubuh terpenjara
suara-suara dibungkam
hanya luka dan gelisah
yang terus member dan membelenggunya
12 Maret 2010
DESAKU BERNYANYI 2
Tiba-tiba suara gemuruh berkumandang dan bertanya “
Apa yang kau punya kota “
Kota menjawab “ aku punya gedung-gedung megah, aku punya industri, tempatku itu
penuh dengan orang-orang kaya, aku tak sudi ada gembel, aku tak perduli mereka
yang miskin,yang penting aku dibangun dengan indah walaupun dengan cara apapun.
Aku mengejar waktu,pembangunan dan peradaban sekalipun dengan cara
paksa,penindasan,yang penting aku dikagumisemua orang“
Tapi kau tidak semudah itu kalau tanpa aroma dari desa, dan kau juga berasal
dari keharuman desa-desa, ( pangkas suara gemuruh itu,dan kota tak
mengindahknnya )”
Dan saura gemuruh itu berpaling pada desa dan bertanya “ apa yang kau punya
desa”
Desa menjawab: “ aku tak punya sesuatu yang berlebihan, sederhana saja
sekalipun aku ini ditindas, dijadikan barang dagangan, dikucilkan, dibungkam,
diintimidasi, dikhianati, diinjka harga diriku dengan segala macam cara,tapi aku
bangga lingkunganku menyedikan udara bebas polusi, kandungan air dan makanan
yang bergizi, tumbuhan yang hijau dan rindang, tempatku itu yang menawarkan
mimpi dan memberikan semangat serta kreativitas, aku melestarikannya dengan
adapt kekelurgaan,kekerabat yang erat dandekat serta rasa pengabdian diri yang
tinggi. Dan tanpa sadar banyak golongan yang merindukan aroma dan laguku”
Tapi kemilau yang kau pendam berjuta-juta tahun itu,kini mulai terkikis oleh
erosi waktu dan tekhnologi liar,kau harus menjaganya ( pangkas sura gemuruh itu
sedangkan desa-desa menangis) “.
12 Maret 2010
ADAKEMILAU
Ada kemilau
Bahkan beribu- ribu kemilau
Dibalik setetes airmata yang mengecup luka
Kita harus meraupnya
Ada kemilau
Bahkan beribu-ribu kemilau
Dibalikluka yang menutup jutaan luka yang lain
Ada kemilau
Bahkan beribu-ribu kemilau
Bagi mereka yang menghadapi gelombang
Dan mau menyelaminya
12 Maret 2010
HUJAN DATANG
Hujan datang,menyapa
Menggeliat, menepuk nurani
Hujan datang, Satu sama yang lain,
kejar mengejar,sampai ke puncak
dari hilir ke hilir ,hujan berbagi aroma
hujan bercerita tentang nenek moyang
dimana sejarah telah hilang
jejak penuh duri
hujan bercerita tentang airmata
dimana penuh kehampaan
dan tak bermakna
hujan bercerita tentang senyum diri
dimana selalu menemukan
kegelisahan dan kenyerian
hujan bercerita tentang anak dan masa depan
dimana masih samar- samar, fajar masih menutup diri
dan tanpa terduga
hujan enggan menyapa
saat itu telah menjelma banjir !
23 Maret 2010
PETANI LANGIT
Petani yang mengucurkan keringat itu
menggenangi sahara, ladang ladang impian
dalam renungan
menanam benih cahaya hati
mengetuk dada
ada yang harusku tahu
dalamdiri
pelan-pelan
lembar demi menggambar peta peta
jejak sejarah dan kuncup bening fajar
petani yang mengucurkan keringat itu
memeras airmata,mengalir menjadi sungai dan danau
mengeram emas dan mutiara
terus menyala
sekalipun badai dan gelombang peradaban
menghantam
Petani yang mengucurkan keringat itu memanen bintang
Melukis matahari, menaburi harapan demi harapan
Semesta
23 Maret 2010
JILBAB 3
Adalah hati yang terus berpijar
Menyala
Membias ke segala penjuru
Bunga-bunga bermekaran, menawarkan senyum
Gerimis embun menembus rimba belantara
Dan tapak liar
Adalah pesona yang di rindukan angina
Diyakini laut
24 Maret 2010
SAJAK CAHAYA
( Buat madura,Pro K.H.Ramdlan Siradj Bupati Sumenep )
Aku tahu cahaya itu
Terus menerangi padang dan lautan
Merindukan senyum jiwa
Bilahati mengeram cahaya
Terus menggeliat menyala
Hingga otak terus berpijar,
bercahaya
Membangunkan tangan menulis cahaya
Jadilah tangan bercahaya
Menyalalah seperti apa yang ditunggu tanah,laut,serta langit
Seperti geliat cahaya persadayang terpendam ratusan tahun
Berpijarlah selagi senyum dirindukan matahari
Selagi bumi menawarkan tuah
Selagi tak ada gemuruh badai
Dimana tanah menggucang diri
Cahaya yang melekat dalam badan
Mudah-mudahan tak mengundang badai
Tapi berbaur dengan ribuan kemilaudan cahaya lain
Bilapora SMPI Darussalam–Sumenep,
22Januari 2009- 24 Maret 2010
SAJAK LUKA TANAH
Ternyata
Tanah yang kita anggap keirng, tak disambut fajar bahkan terlantarkan dalam
amukan badai waktu
Adalah lahan subur,penuh senyum,kesejukan,dan pesona
Disitu adarjutaan mimpi,ada ribuan purnama
Yang terperangkap dalam kelelahan dan kebutaan mata hati kita
(kata anak-anakmasa depan sembil makan buah-buahan dari hasil pengembang
tekhnologi liar itu)
27- 28 Desember 2009
No comments:
Post a Comment